Kepada Bantal dan Guling Permai


Aku tidur, denganmu
Semalam kau lumuri aku, dengan basah cinta
Aku tidur, dengan jempolmu
Kuemut pelan-pelan dan tergesa-gesa
Aku bangun, dengan tidur
Merayap ke dalamm lobang hidungmu yang bau kayu manis
Manis, ujung dada.
Aku terlelap, dengan benjolan ketiakmu
Dicakar-dicakar bayu dan lembing
Sintal tubuh dan pantatnya berlabel koran harian abal-abal
Aku bermimpi, dengan pelukanmu yang bertabur sperma dan garam-garam lautan
Ah, aku kan sudah terlalu sering menikmati kelamnya dunia persinggahan,
Yang keluar masuk, masuk keluar, apa enak?
Mataku masih terpejam, dengan ubun-ubun rasa bangkai tahi lalat
Sepanjang gelap aku bertepuk, hanya sebelah
Menginjak-injak kitab tata cara makan kepiting mentah dan tata cara bercinta dengan lelembut
Hmm... aku enggan beranjak dari semua perlengkapan kasur
Enggan meninggalkan mimpi yang nikmat
Enggan bersetubuh lagi dengan matahati terik
Bah...
080815

Komentar

Posting Komentar

Silakan pergunakan tulisan dalam blog ini dengan bijak. Semoga bermanfaat.

Postingan populer dari blog ini

Perempuan di Sudut Lemari

Gelisah

Pusing (Sebuah Puisi)